Mandi wajib atau mandi besar adalah mensucikan diri dari hadas besar dengan cara-cara tertentu. Nah, agar mandi wajib sah sesuai ajaran agama Islam, maka sangat penting sekali untuk anda mengetahui tata cara mandi wajib yang benar.
Niat dan Doa Mandi Wajib
Diawali dengan membaca niat dan doa mandi wajib. Perlu diketahui bahwa doa niat mandi ini wajib hukumnya. Karena doa niat mandi wajib ini yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa. Cara membaca niat ini bisa dilakukan dalam hati atau bersuara. Adapun niat mandi wajib adalah sebagai berikut:
“Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardhon lillahi ta’ala”
Artinya : “Sengaja aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah Ta’ala”.
Tata Cara Mandi Wajib
Usai memba niat dan doa mandi wajib, selanjutnya adalah tata cara mandi wajib sebagai berikut:
- Yang pertama adalah mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan ke dalam bejana atau sebelum mandi.
Dalam hal ini, Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, “Boleh jadi tujuan untuk mencuci tangan terlebih dahulu yang bertujuan untuk membersihkan tangan dari kotoran…Juga boleh jadi tujuannya adalah karena mandi tersebut dilakukan setelah bangun tidur.”
- Yang kedua adalah membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada di tangan kiri.
- Yang ketiga adalah mencuci tangan usai membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
Dalam hal ini, An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Disunnahkan bagi orang yang bersitnija’ (membersihkan kotoran) dengan air, ketika selesai, sebaiknya ia mencuci tangannya dengan menggunakan debu atau semacam sabun, atau hendaknya ia menggosokkan tangannya ke tanah atau tembok untuk menghilangkan kotoran yang ada.”
- Yang keempat adalah berwudhu seperti berwudhu ketika hendak melaksanakan sholat.
- Yang kelima adalah mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
- Yang keenam adalah emulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
- Yang ketujuh adalah Menyela-nyela rambut.
Dalam hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan,
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi junub, beliau mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian beliau mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya.” (HR. Bukhari no. 272)
Dalam hadits lainnya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
“Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri.” (HR. Bukhari no. 277)
- Yang kedelapan adalah mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakan sandal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari No. 168 dan Muslim No. 268).
Mungkin itu saja artikel kali ini tentang tata cara mandi wajib. Semoga tulisan ini ada guna dan manfaatnya.